Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Fajar Setyawan dalam laporan yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa ke-27 korban merupakan warga Desa Tibussan, Ulusalu, Buntu Sarek, Buntu Karua, dan Pangi, Kecamatan Latimojong yang masih belum dapat diakses atau terisolasi.

Oleh karena itu, para korban yang sakit harus diangkut menggunakan helikopter Bell BNPB dan AW Polri untuk memperoleh perawatan di Belopa.



"Helikopter sejak siang tadi masih terbang pulang-pergi dari Kecamatan Latimojong ke Belopa untuk membawa warga yang sakit dan membutuhkan perawatan intensif,” kata dia melaporkan dari Pos Komando Utama Tanggap Darurat di Belopa.

Di lokasi yang sama, Pengelola Program Krisis Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Fajar Qadri menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan identifikasi para korban melalui proses triase untuk mengetahui kondisi serta perawatan apa yang harus diberikan.

Para korban akan dirujuk ke RSUD Batara Guru, Belopa jika hasil identifikasi mengharuskan mereka mendapatkan perawatan lebih lanjut.



Namun, menurut dia, jika setelah proses triase diketahui korban terpantau baik dan stabil maka akan diarahkan ke Posko Pengungsian di Alun-Alun Bappeda Luwu, maupun dapat dijemput kembali oleh keluarga yang bersangkutan.

Qadri menambahkan bahwa posko kesehatan yang ada di Pos Komando Utama Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, ini telah terbangun dengan fasilitas sesuai standar pada saat tanggap darura Adapun tenaga kesehatan yang tergabung untuk membantu layanan kesehatan di posko ini adalah dokter dan perawat dari puskesmas serta relawan kesehatan setempat.



Untuk memastikan kebutuhan layanan kesehatan di lokasi terdampak, Qadri menyampaikan bahwa pihaknya turut mengerahkan empat tenaga kesehatan yang diberangkatkan dengan helikopter Bell BNPB dan AW Polri ke Latimojong.***