Tingkatkan Sinergi Kesehatan: Lokakarya Mini Puskesmas Desa Pal 9,Pencegahan Penyakit dan Promosi Kesehatan

- 7 Mei 2024, 11:19 WIB
Tingkatkan Sinergi Kesehatan: Lokakarya Mini Puskesmas Desa Pal 9,Pencegahan Penyakit dan Promosi Kesehatan
Tingkatkan Sinergi Kesehatan: Lokakarya Mini Puskesmas Desa Pal 9,Pencegahan Penyakit dan Promosi Kesehatan /

Butolpost - Puskesmas Desa Pal 9 Kecamatan Sungai Kakap,Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat mengadakan Lokakarya Mini Lintas Sektor di Balai Pertemuan Desa Pal 9.Senin(6/5/2024) Acara ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi antar-sektor dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan masyarakat.

Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya,Haji Marijan S Pd M Kes,serta Camat Sungai Kakap, Junaidi S Sos. Hadir pula Kepala Desa Pal 9, Marhasan, Kepala Puskesmas desa Pal 9, Yulianti, para ibu Kader Posyandu desa Pal 9, dan tokoh masyarakat dari Desa Pal sembilan.

Dalam lokakarya ini,ada tiga pembahasan utamanya meliputi penanganan kasus stunting, upaya eliminasi kasus Open Defecation Free (ODF), serta penanganan kasus Tuberculosis (TBC)di wilayah tersebut.

H.Marijan Kepala dinas kesehatan Kabupaten kubu raya kepada sejumlah awak media dia menjelaskan tujuan utama dari kegiatan lokakarya lintas sektor (Lokmin) yang bertujuan memperkuat pemahaman lintas sektor terhadap permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh dinas kesehatan dan puskesmas di wilayah tersebut."Katanya.

Poin utama yang disoroti adalah tingginya angka stunting di Kabupaten Kubu Raya, yang saat ini mencapai 25.4%. Dalam rencananya untuk tahun 2024, dinas kesehatan berkomitmen untuk menurunkan angka stunting menjadi 14%. Strategi ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka stunting sebesar 11% dari angka awal"Ucapnya.

H.Marijan juga menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat, terutama dalam program pemantauan pertumbuhan balita. Dengan target desa tertentu yang memiliki jumlah penduduk balita yang cukup tinggi, yaitu 48.072 balita, kehadiran balita dalam kegiatan penimbangan di posyandu, rumah sakit, atau puskesmas menjadi krusial guna mendeteksi masalah pertumbuhan balita secara dini."Terangnya.

Selain itu, intervensi gizi selama tiga bulan diperlukan bagi balita yang mengalami masalah gizi. Upaya ini menuntut kolaborasi lintas sektor, termasuk peran dari pemerintah daerah dan berbagai lembaga terkait seperti pendidikan dan badan pembangunan daerah."Ujarnya.

Dengan harapan melihat penurunan angka stunting yang signifikan pada tahun 2024, H. Marijan juga mengajak partisipasi aktif dari tingkat RT, RW, kepala desa, hingga camat untuk terlibat dalam mengatasi masalah lingkungan yang berpotensi menyebabkan penyakit seperti DBD. Penekanan pada kebersihan lingkungan diharapkan dapat mencegah penyebaran jentik-jentik nyamuk Aedes yang menjadi vektor utama penyakit DBD."Tandanya.

Semua pihak diharapkan dapat saling berkolaborasi demi tercapainya tujuan penurunan angka stunting dan peningkatan kesehatan masyarakat secara menyeluruh di Kabupaten Kubu Raya."Pintanya.

Halaman:

Editor: Gunawan Butol Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah