Harga Cabai Rawit di Sigi Turun Hingga Rp70 Ribu per Kilogram

- 25 Juni 2024, 14:50 WIB
Petani memetik cabe rawit di Blok Sentral, Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Kamis, 5 Januari 2023. Harga cabe rawit di tingkat petani kini mencapai Rp45.000 per kg sedangkan di pasar tradisional Rp 75.000 per kg.
Petani memetik cabe rawit di Blok Sentral, Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Kamis, 5 Januari 2023. Harga cabe rawit di tingkat petani kini mencapai Rp45.000 per kg sedangkan di pasar tradisional Rp 75.000 per kg. /Pikiran Rakyat/Tati Purwati/

BUTOLPOST- Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat, mencatat penurunan harga cabai rawit yang signifikan hingga mencapai Rp70 ribu per kilogram pada akhir Juni 2024. Penurunan harga ini merupakan bagian dari tren penurunan harga sejumlah komoditi setelah perayaan Idul Adha.

Kepala Disperindag Sigi, Agus Munandar, menyatakan bahwa penurunan harga tidak hanya terjadi pada cabai rawit merah, tetapi juga pada beberapa komoditi lainnya. "Sebanyak tujuh komoditi mengalami penurunan harga bahan pokok pasca Idul Adha 2024 di pasaran pada tingkat pedagang," ujar Agus pada hari Selasa di Sigi.

Komoditi yang mengalami penurunan harga antara lain cabai merah keriting yang turun dari Rp80 ribu per kilogram menjadi Rp62 ribu per kilogram, cabai rawit merah yang turun dari Rp80 ribu per kilogram menjadi Rp70 ribu per kilogram, dan tomat yang turun dari Rp15 ribu per kilogram menjadi Rp10 ribu per kilogram.

Penurunan harga juga terjadi pada daging sapi yang kini berada pada Rp125 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp130 ribu per kilogram, ayam kampung dari Rp70 ribu per ekor menjadi Rp60 ribu per ekor, bawang merah yang turun dari Rp38 ribu per kilogram menjadi Rp37 ribu per kilogram, serta bawang putih yang turun dari Rp45 ribu per kilogram menjadi Rp44 ribu per kilogram.

Agus menjelaskan bahwa penurunan harga ini disebabkan oleh menurunnya permintaan masyarakat setelah Hari Raya Idul Adha serta ketersediaan stok yang melimpah di pasar. "Komoditi yang mengalami penurunan harga disebabkan oleh turunnya permintaan masyarakat setelah Hari Raya Idul Adha dan stok yang melimpah di pasar," ucapnya.

Namun, tidak semua komoditi mengalami penurunan harga. Beberapa justru mengalami kenaikan, seperti bawang bombay yang naik dari Rp49 ribu per kilogram menjadi Rp52 ribu per kilogram, kentang dari Rp25 ribu per kilogram menjadi Rp28 ribu per kilogram, dan sawi hijau dari Rp8 ribu per kilogram menjadi Rp10 ribu per kilogram. Agus menjelaskan bahwa kenaikan harga ini disebabkan oleh faktor cuaca, terutama hujan, yang mengurangi pasokan dan menaikkan harga pada tingkat pengepul.

Disperindag Sigi secara rutin memantau harga bahan pokok di pasar-pasar daerah tersebut. "Dua kali sepekan yaitu hari Minggu dan Kamis kami melakukan pemantauan harga di Pasar Biromaru," sebut Agus. Pemantauan ini bertujuan untuk memastikan kestabilan harga dan ketersediaan stok bahan pokok bagi masyarakat Sigi.

Agus juga menambahkan bahwa meski ada kenaikan harga pada beberapa komoditi, hal ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap daya beli masyarakat. "Sedangkan harga dan ketersediaan stok komoditi yang lain masih stabil dan lancar," tuturnya.

Selain itu, harga beras di pasaran juga tetap stabil dengan rincian harga seperti beras jenis Cinta Nur sebesar Rp16 ribu per kilogram, Beras Kepala Rp13.500 per kilogram, Santana Rp13.500 per kilogram, dan SPHP Rp12.500 per kilogram. Kestabilan harga beras ini diharapkan dapat terus mendukung kebutuhan pokok masyarakat di Kabupaten Sigi.***

Editor: Suardi Yadjib


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah