Moh Ahlis Djirimu Ph.D : Tiga Catatan Terkait KPN Talaga Donggala

- 27 April 2024, 15:44 WIB
Muh Ahlis Djirimu
Muh Ahlis Djirimu /

 

BUTOLPOST  -Pengamat Ekonomi Bisnis Universitas Tadulako (Untad) Palu mengatakan melihat perkembangan kehadiran Kawasan Pangan Nusantara (KPN) Talaga di Kabupaten Donggala yang awal prosesnya tak seperti saat ini dengan tiga catatan.
"Saya memberikan tiga catatan terkait KPN Talaga" kata M Ahlis Djirimu dalam pesan WhatsApp belum lama ini.

Menurut Ahlis yang juga Lektor Kepala Fekon Bisnis Untad Palu itu tiga catatan yakni: Pertama, KPN Talaga tidak dipayungi oleh regulasi. Bahkan dalam RPJMD tidak ada disebutkan KPN Talaga. Yang ada yakni Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) ada dalam RPJMD seluas 113.856,36 ha di seluruh Kabupaten, terutama daerah yang dialiri sungai besar.

Di Kabupaten Donggala, sungai besar itu adalah sungai Surumana yang panjangnya 162,5 km dan mampu mengaliri lahan seluas 26.600 ha yang letaknya di sebelah selatan Donggala. Sedangkan KPN Talaga berada di sebelah utara Donggala.

"Jadi pada sisi regulasi lemah dan dapat berakibat kesandung hukum OPD yang jalankan program dan kegiatan di sana" kata Ahlis Djirimu.

Catatan kedua, menurut Ahlid Djirimu pada KP2B, pemprov tidak perlu lagi melakukan landclearing. Catatan Ketiga, apakah gubernur melakukan leapfroging policy yakni semua mau dilakukan seperti SMART Viilage, KPN Talaga, Kawasan Wisata Sunset, Negeri 1000 megalit, yang semuanya baru sampai tahap awal atau bab 1 latar belakang.


"Apakah yang dikejar hanya untuk mendapatkan kayunya? Jika kayunya, ada aturan pada kayu dengan diameter tertentu diatur penebangannya" kata Ahlis Djirimu.


Lanjut kata Ahlis Djirimu timbul pertanyaan mengapa bukan Banggai yang dialiri sungai Minahaki mencakup 67.875 ha, sungai Poso dapat mengaliri 96ribu ha lahan pangan, Sungai Maraja di Tolitoli yang dapat mengaliri 136.350 ha, atau Sungai Bongka di Touna yang mampu aliri 327.500 ha lahan pangan.


"Tentu hal ini menjadi tanda tanya karena kita penuhi dulu kebutuhan pangan domestik sulteng, bila ada surplus, barulah kita antar pulaukan. Apakah kita tidak belajar dari kegagalan food estate di daerah lain?" ujar M Ahlis Djirimu. EL***

Editor: Suardi Yadjib


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x